Sebanyak 130 mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Dharmas Indonesia (UNDHARI) berkunjung ke Rumah Puisi Taufik Ismail, Senin, (23/4).
Rumah puisi yang terelatak di Aie angek Tanahdatar, didirikan Taufik Ismail tak semata-mata sebagai tempat menaruh koleksi buku-bukunya. Namun lebih dari itu, ada keprihatinan yang besar terhadap generasi emas Indonesia saat ini yang sangat tidak terbiasa dengan membaca, apalagi sastra.
“Berdasarkan hal tersebut dan juga program dari UNDHARI, mengagendakan kegiatan kunjungan kuliah lapangan dan kunjungan budaya,” kata Wakil Rektor UNDHARI, Amar Salahuddin.
Katanya, ini akan mendorong mahasiswa untuk optimis berkarya. “Semoga ini menjadi agenda rutin kami dalam menyukseskan kegiatan literasi, dan semoga kedepan ada MoU antara pihak rumah puisi dan UNDHARI,” tutupnya.
Koordinator Rumah Puisi Taufik Ismail, Lili Asnita menyampaikan aspresiasi terhadap kunjungan mahasiswa ini. Katanya, dengan membaca karya sastra sama artinya dengan membaca kehidupan. “Dengan membaca sastra calon guru dapat belajar memahami nilai-nilai kehidupan karena sejatinya karya sastra merupakan gambaran peristiwa yang terjadi dalam hidup ini,” katanya.
Sementara itu, budayawan yang juga wartawan Padang Ekspres, Mustafa Akmal dalam kesempatan itu juga mendorong dan memotivasi calon guru untuk menulis. “Kita takut salah dan tulisan kita tidak bagus. Apa yang kita buat belum tentu bisa diterima. Jika kita telah memulai menulis bidang yang kita senangi, yakinlah tulisan itu akan mengalir seiring dengan mengalirnya ide dalam pikiran kita sendiri,” katanya.